A. Latar Belakang
Budaya Positif, istilah baru yang saya dengar dalam mempelajari modul 1.4. Materi budaya positif sebagai salah satu materi dalam pendidikan guru penggerak. Pengetahuan baru bagi saya sehingga memunculkan motivasi untuk ingin tahu tentang apa itu budaya positif dan implementasinya di sekolah.
Setelah mempelajari dan mengikuti pembelajaran pemahaman modul tersebut bahwa belajar memproses budaya sekolah nantinya akan menjadi perubahan baru yang menggerakkan komponen sekolah. Budaya positif sebagai tempat untuk berproses dan wadah untuk berdiskusi untuk menumbuhkan semangat satu dengan yang lainnya dengan pribadi-pribadi kontrol pada diri dan karakter yang kuat menjadi penggerak guru di sekolah dan komponen sekolah untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Kilas balik materi yang sudah diperoleh dari modul sebelumnya telah belajar tentang filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai peran guru penggerak dan visi guru penggerak. Pentingnya membangun budaya positif di sekolah sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan yang berpihak pada murid untuk membantu guru mencapai visi guru penggerak.
Memahami bagaimana peran seorang pemimpin pada sebuah institusi ataupun sekolah dalam menggerakkan dan memotivasi warga sekolah agar memiliki, meyakini, dan menerapkan visi atau nilai-nilai kebajikan yang disepakati, sehingga tercipta budaya positif yang berpihak pada murid.
Sebagai guru dengan aktifitas rutinitas sehari-hari dalam mengajar di kelas terkadang ada kebiasaan yang tidak berpusat pada murid, atau terkadang sudah ada kebiasaan yang benar-benar pembelajaran perpusat pada murid; membuat guru dalam perannya tidak memiliki kebiasaan baik atau karakter yang kuat untuk dilestarikan agar benar-benar menjadi tradisi atau budaya positif di sekolah atau di kelas bahkan di luar sekolah.
Maka dari pemaparan diatas, memunculkan beberapa pertanyaan dalam membangun budaya positif yaitu:
- Bagaimana melakukan strategi menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah?
- Bagaimana melakukan refleksi atas penerapan budaya positif di lingkungan sekolah?
B. Tujuan
Tindakan aksi nyata penerapan budaya positif di sekolah yang dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
- Pembiasaan budaya positif dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan daya nalar murid;
- Dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang aktif kreatif yang menciptakan pembelajaran menyenangkan dan berpihak pada murid;
- Melatih tanggung jawab dan kedisiplinan murid di lingkungan kelas dan sekolah.
- Melatih menyusun strategi yang efektif agar tercipta budaya positif yang dapat mengembangkan karakter murid sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
C. Tolak Ukur Keberhasilan
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan murid sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan dan mengontrol aksi nyata agar terarah dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, maka digunakan tolak ukur sebagai berikut:
- Menunjukkan sikap kritis, beretika dan kreatif dalam pembelajaran;
- Mengikuti pembelajaran dengan aktif dan semangat dari keyakinan kelas yang disepakati;
- Berani bertanya dan menjawab terhadap masalah yang dihadapi;
- Menyelesaikan tugas yang diberikan dan tanggungjawab dalam proses pembelajaran.
D. Deskripsi Tindakan
Dalam melakukan dan mengembangkan aksi nyata budaya positif dalam lingkungan sekolah dengan melibatkan kepala sekolah, guru/teman sejawat, murid dan warga sekolah.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mewujudkan aksi nyata budaya positif di sekolah adalah:
- Membuat rencana aksi nyata, berkoordinasi dan berkomunikasi kepada kepala sekolah;
- Melakukan pengimbasan penerapan budaya positif kepada guru/rekan sejawat;
- Melakukan kesepakatan pembentukan keyakinan kelas;
- Mendokumentasikan kegiatan aksi nyata;
- Melakukan kolaborasi dan berbagi dengan guru/rekan sejawat berkaitan strategi membangun budaya positif di kelas;
- Penerapan disiplin positif;
- Melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan tindakan aksi nyata dalam rangka membudayakan kebiasaan positif di sekolah;
- Berbagi aksi nyata pada komunitas belajar lainnya.
- Strategi menumbuhkan budaya positif dengan membuat kesepakatan/keyakinan kelas dengan murid. Untuk menerapkan prinsip budaya positif di dalam proses pendidikan di sekolah dengan membentuk kesepakatan keyakinan kelas. Hasil kesepakatan keyakinan kelas sebagai langkah dalam proes perubahan kelas pada nilai-nilai kebajikan.
Langkah-langkah dalam membentuk kesepakatan keyakinan kelas adalah:
- Guru mengumpulkan murid dalam kelas sesuai dengan jam belajar;
- Guru penyampaian nilai-nilai kebajikan tentang rasa nyaman dalam belajar;
- Murid memberikan pendapat tentang rasa nyaman untuk belajar;
- Guru mendengarkan pendapat murid;
- Guru berdiskusi dengan murid tentang poin-poin penting yang disepakati sebagai keyakinan kelas;
- Hasil kesepakatan dibuat dan dipatuhi semua murid dalam kegiatan pembelajaran di kelas;
- Kesepakatan keyakinan kelas dipajang di depan kelas untuk dapat dan mudah dibaca dari segala sudut ruangan kelas.
- Tindakan refleksi atas penerapan budaya positif disiplin yang dilakukan di lingkungan sekolah dengan melaksanakan kesepakatan/keyakinan kelas
Langkah-langkah tindakan refleksi yang dilakukan guru terhadap murid atas penerapan budaya positif di lingkungan sekolah adalah:
- Guru memberikan reward berupa pujian atau bisa berupa hadiah bagi murid yang benar-benar melakukan kesepakatan keyakian kelas;
- Guru memanggil murid yang belum mengikuti kesepakatan keyakinan kelas secara pribadi dengan langkah-langkah restitusi;
- Murid merespon dengan tindakan patuh dan taat dari keyakinan kelas yang dibuat karena murid merasa senang dan nyaman dalam melaksanakannya.
- Bentuk kegiatan keberhasilan
- Terbentuknya keyakinan kelas dan dilaksanakan oleh murid meskipun belum optimal;
- Tindakan segitiga restitusi telah dilakukan pada murid secara bertahap;
- Pengimbasan penerapan budaya positif kepada rekan sejawat meskipun belum semua rekan sejawat
- Bentuk kegiatan kegagalan
- Masih ada murid belum memahami keyakinan kelas sehingga dalam kegiatan pembelajaran memerlukan bimbingan guru.
- Masih ada murid masih belum merespon positif tentang langkah tindakan segitiga restitusi yang dilakukan guru sehingga perlu bimbingan guru.
- Tindaklanjut pengimbasan penerapan budaya positif bagi rekan sejawat masih dalam retorika pemahaman belum dalam tindakan nyata di kelas.
- Modul 1.4 budaya positif;
- Materi hasil aksi nyata;
- Link pengimbasan budaya positif https://youtu.be/qN4SzvoT10U
- Link tindakan segitiga restitusi https://youtu.be/g3PwsAj9kXg
E. Hasil Tindakan
F. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan aksi nyata budaya positif di sekolah.
Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan adalah:
G. Catatan Refleksi
Penerapan aksi nyata budaya positif yang dilakukan sebagai langkah awal dan menjadikan motivasi bagi saya sebagai calon guru penggerak dan harapan besar bagi rekan sejawat dan warga sekolah untuk melakukan revolusi paradigma perubahan. Praktik baik budaya positif bisa diterapkan dalam lingkungan sekolah sehingga tercapainya konsep penerapan budaya positif yang lebih aktual dan membumi.
Harapan terbesar dari aksi nyata budaya positif ini dapat menjadi suatu pembelajaran, tempat berproses, wadah untuk berdiskusi, dan menumbuhkan semangat untuk menggali dan mengembangkan potensi murid kita yang berkarakter kuat, mandiri, dan merdeka. Teruslah menjadi penggerak bagi guru, murid, serta segenap tatanan komponen sekolah untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
============
Penulis: Zaenal Abidin, M.Pd.
Calon Guru Penggerak Angkatan 7
Sumber Referensi: